Satu bulan telah berlalu, dunia ini berputar begitu cepat, atau karna jemariku ini yang terlalu monoton mendeskripsikan isi otakku ke dalam satu tulisan yang tak putus-putusnya, terkadang 24 jam hanya dalam satu kedipan mata saja. Hehe
Bukan!! Bukanlah menjadi pujangga tujuan hidupku ini, hanya sekedar menggoreskan hasil kerjaku ke dalam dunia maya yang dimana netizen adalah raja, yang suka membenci tanpa alasan, memaki tanpa bukti dan mencemooh tanpa karya. But, don’t worry, tidaklah mungkin ku masukkan ke dalam hati. Hati ini hanya untuk “seseorang” yang nanti bakal mengisi hari-hariku. Segalanya sudah disiapkan untuk berbulan madu di negeri gajah putih atau negeri sakura atau sesekali London eye bisa dimainkan kembali. Ah khayalan yang tak kunjung datang. Arrghh!
Sepertinya diriku terlalu sibuk untuk memikirkan kehidupan para netizen, debat demi debat dilakukan untuk mencari pembenaran siapa pemimpin terbaik. In the end, you got nothing.
Untunglah pembimbingku selalu memberikanku pekerjaan yang terkadang membuatku lupa ini malam minggu. Di saat itu pula ku teringat pesan Bang Roma bahwa malam minggu itu malam yg asyik buat pacaran. Kacau ini barang, berantakan seperti sesepuh chayen yang dalam satu minggu di Bangkok hanya main di chayen saja. That’s useless, ma man!! 55
Ah biarkanlah masa mudaku kuhabiskan untuk “bermain-main”, mengatur jaringan laba-laba yang setiap saat bisa menerimaku. Bukan tidak jarang teman-temanku menyuruhku menikah mengingat umurku tidak muda lagi. Namun rasa-rasanya kesempatanku bermain tidak datang dua kali, hingga ku tunda sementara sampai ku bisa menemukan wanita yg bisa mengerti pekerjaanku. Bukan paras mukamu yg cantik yang ku butuhkan, tapi otak yang pintar yg kubutuhkan agar si joko kecil bisa lebih smart dari bapaknya. Ah lagi-lagi mimpi haha Kalau kata kyai chayen, kita butuh “skill”, yang lain belakangan.
Namun tawaran itu pun datang lagi, tawaran yang menginginkan permainan chayen untuk dilanjutkan. Tapi kali ini bukan di rumpun ASEAN, rasa-rasanya paman Sam siap menerimaku kapan saja. “Saat km mau kerja atau lanjut post doc, kabari saya kapan saja” begitulah inti perbincangan kita. That’s a good news. Namun nanti kita lihat permainan selanjutnya, jika memang negeri gajah putih menginginkan chayen, tentu saya bakal tinggal mengingat mereka yang menjadikanku seperti ini. Namun kalau mereka membiarkanku pergi, sepertinya ku bakal kembali kesini lagi. We’ll see.
Ah rupanya masa depanku masih berbayang-berbayang, melangkah sedikit demi sedikit menghabiskan waktu hingga tahun depan kembali ke petchburi soi jet. Mungkin ku cek tiket dulu buat main ke Las Vegas atau Miami namun lingkaran hurricane masih menjadi-jadi. Yang jelas tidak akan ku lupakan untuk ambil foto di Patung Liberty biar adekku tahu bahwa abangnya ini pekerja keras membanting tulang, tidur jam 6 pagi, bangun telat, dan makan berantakan untuk bisa berfoto disitu. Haha ya sudahlah.. doakan yang terbaik buat diriku dan dirimu.
Segitu aja curhatan hari ini.
Salam Chayen, Salam manis, Salam terbaik
Florida, 22 September 2018
This is an open access article distributed under Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)