PELUANG PARIWISATA KESEHATAN DI BELITUNG

Pada umumnya pariwisata kesehatan atau disebut juga health tourism yang dibagi menjadi dua bagian yaitu medical tourism (pariwisata medis) dan wellness tourism (pariwisata sejahtera). Dalam hal ini pasien mengunjungi Negara lain untuk kepentingan kesehatan yang mereka tidak temukan di Negara mereka, bisa juga karena pengobatan yang relative terjangkau. Perbedaan antara keduanya yaitu pariwisata medis ini lebih ke medical treatment (pengobatan medis), sedangkan pariwisata sejahtera ini lebih ke pengobatan non medis.

Pariwasata kesehatan ini, terutama pariwisata medis ini sangat berkembang di Negara ASEAN terutama di Thailand, Singapura, dan Malaysia. Banyak para turis yang berkunjung ke Negara-negara tersebut. Sedangkan Indonesia saat ini belum bisa dikatakan sebagai Negara tujuan pariwisata medis, namun lebih sebagai pengguna, dimana banyak orang Indonesia mengunjungi Negara lain untuk pariwisata medis. Selain itu juga saat ini Indonesia masih membangun infrastruktur dari sistem pelayanan kesehatan. Bisa disimpulkan Indonesia masih jauh tertinggal dengan Negara tetangga dalam pariwisata medis ini.

Jika melihat jumlah pulau-pulau yang Indah di Indonesia, termasuk di Belitung, peluang untuk menyediakan pariwisata kesehatan, terutama pariwisata sejahtera sangat memungkinkan untuk dilakukan. Mengingat pariwisata medis yang mungkin susah untuk dikembangkan, ada baiknya kita lebih fokus kepada pariwisata sejahtera yang lebih menjanjikan.

Poin terpenting dari pariwisata sejahtera ini adalah pengobatan atau terapi alternatif untuk menyeimbangkan fisik, pikiran, dan spiritual. Produk-produk yang bisa diberikan seperti terapi tradisional Yoga sambil menghirup udara segar ditepi pantai, terapi pijat, spa, meditasi, aromatherapy, acupressure, akupuntur, bekam; pengobatan herbal; atau mungkin juga memperkenalkan budaya bersepeda melihat Belitung cukup nyaman untuk bersepeda yang biasa disebut dengan terapi hijau jika bersepeda di daerah pegunungan, atau terapi biru untuk bersepeda disekitaran pantai dan laut; dan produk lainnya seperti pelayanan jangka panjang khususnya untuk para lansia, sebagai contoh jika boleh meniru Thailand, banyak sekali para manula dari Jepang yang menikmati layanan jangka panjang ditempat-tempat pariwisata di Thailand dan mereka kerja sama dengan pihak imigrasi untuk pengurusan Visa tinggal.

Khusus Belitung, jika diukur melalui analisa SWOT, peluang untuk dibentuknya pariwisata sejahtera sangatlah besar. Dari segi kekuatan atau Strength (S): Belitung mempunyai reputasi yang bagus di Indonesia dalam hal pariwisata, Sail Indonesia sering ditempatkan di Belitung yang disebut juga dengan Sail Belitung yang banyak menarik para wisatawan asing atau yachter ke Belitung; Ditambah lagi wisata alam dan pantainya yang masih natural seperti Pantai Tanjung Pendam, Pantai Tanjung Tinggi, Pulau Pasir, Pulau Lengkuas, Pantai Tanjung Kelayang, Gurok Beraye, Batu Mentas, Kolong Keramik, Kolong Murai, yang banyak menarik minat pengunjung baik wisatawan lokal dan luar negeri; Transportasi udara yang memadai sekitar 8-9 penerbangan ke Belitung (Tanjung Pandan) dalam satu hari, dan waktu yang diperlukan untuk ke Belitung cukup cepat dari Jakarta (40-45 menit); Hal ini juga didukung oleh Agen tour dan travel yang mulai banyak di Belitung, Hotel-hotel yang mulai menjamur, dan biaya ke Belitung cukup terjangkau.

Dari segi kelemahan atau Weakness (W): Belitung ini memiliki jumlah dokter dan perawat yang terbatas, Rumah sakit yang ada hanya rumah sakit umum tipe C, pengobatan alternatif di lingkungan rumah sakit belum umum dilakukan dan tidak ada pelatihan terkait pengobatan atau terapi alternatif tersebut, kualitas pelayanan kesehatan yang belum terukur, sekolah kesehatan Akademi Keperawatan (AKPER) Belitung satu-satunya di Belitung, kemampuan bahasa Inggris baik profesi kesehatan dan masyarakat yang kurang.

Dan dari segi kesempatan atau Opportunity (O): Belitung ini mempunyai internet marketing yang baik, mulai dari dinas pariwisatanya yang aktif sampai agen tour travel yang tidak henti-hentinya mempromosikan Belitung. Disisi lain, Belitung mempunyai pemerintah yang siap mendukung dalam hal-hal yang positif.

Terakhir dari segi ancaman atau Threat (T): dengan berlakunya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), para penyedia layanan asing siap menyerbu Indonesia termasuk Belitung. Bukan mustahil nanti ada orang Thailand, Malaysia, Singapura yang membuka layanan di Belitung.

Melihat dari analisa SWOT ini sangatlah besar kemungkinan pariwisata sejahtera ini dibentuk dan dikembangkan di Belitung. Kita mulai sedikit sedkit menutupi kekurangan dengan meningkatkan layanan kesehatan di rumah sakit yang ada, baik dipelayanan medis ataupun pelayanan keperawatan. Akreditasi sebetulnya salah satu acuan melihat layanan kesehatan yang diberikan. Pengobatan alternatif juga harus dikembangkan untuk pembentukan pariwisata sejahtera ini, mulai memperkenalkan pengobatan ala timur seperti meditasi, yoga, thai-chi dan lainnya yang berhubungan dengan alam. AKPER Belitung juga bisa mengembangkan kurikulum atau pelatihan untuk terapi alternatif ini kolaborasi dengan profesi kesehatan lainnya dan kerja sama dengan rumah sakit yang ada di Belitung. Selain itu kemampuan bahasa Inggris perawat dan dokter harus lebih ditingkatkan untuk berkomunikasi, atau bisa melakukan kerja sama dengan kursus-kursus bahasa Inggris yang ada di Belitung. Dalam hal ini, untuk mewujudkan pariwisata kesehatan di Belitung tentu harus melibatkan semua pihak, baik dari pemerintah, profesi kesehatan, pihak imigrasi, agen pariwisata, kursus bahasa inggris, dan masyarakat Belitung sendiri.

 

This article was licensed under Creative Commons Attribution 4.0 International (CC BY 4.0)

 

 

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *